Teknologi: Candu Halus yang Mengendalikan Tanpa Disadari

Di zaman sekarang, setan nggak perlu lagi repot-repot muncul dalam bentuk menyeramkan buat menjerumuskan manusia. Cukup dengan bunyi notifikasi HP tiap lima menit, fitur scroll tanpa akhir di media sosial, dan suntikan dopamin dari like dan view — manusia sudah terjebak dalam perangkap yang halus tapi mematikan.

Gimana Cara Teknologi Bekerja Sebagai Candu?

Tanpa sadar, kita makin kecanduan hal-hal digital. Kenapa? Karena semuanya dikemas dengan sangat rapi: kelihatan positif, kelihatan normal. Tapi di balik itu semua, kita sedang diseret pelan-pelan jauh dari kehidupan yang sehat — secara mental, spiritual, sosial, bahkan fisik.

Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Scrolling media sosial berjam-jam
Bangun tidur bukannya berdoa, malah langsung buka TikTok. Niatnya cuma 5 menit, tahu-tahu udah 2 jam.
Efeknya? Telat salat, malas ngapa-ngapain, terus jadi gampang ngerasa kurang karena ngelihat hidup orang lain di feed.

2. Kecanduan game online
Anak-anak sampai orang dewasa rela begadang demi push rank. Kadang sampai lupa mandi, makan, bahkan bolos kerja atau sekolah.
Akibatnya? Produktivitas hancur, hubungan sosial rusak, dan tanggung jawab entah ke mana.

3. Over-sharing demi validasi
Setiap hal diabadikan dan diposting — dari makan sampai ibadah. Tapi bukan karena mau berbagi, melainkan cari pujian.
Akhirnya, hidup malah bergantung pada like dan komentar, bukan ridho Tuhan.

4. Jadi workaholic digital
Merasa harus selalu online, takut ketinggalan info atau dimarahin atasan.
Akibatnya? Waktu buat keluarga hilang, stres meningkat, dan bisa-bisa burn out total.

Dampak Nyata yang Nggak Main-Main

  • Spiritual: Makin jauh dari Tuhan. Waktu merenung atau beribadah jadi makin jarang.

  • Sosial: Nongkrong tapi semua sibuk dengan layar. Hubungan makin hampa.

  • Mental: Gampang stres, cemas, dan merasa hidup tanpa arah.

  • Fisik: Mata cepat lelah, postur tubuh jelek karena terlalu lama duduk, pola tidur berantakan.

Kok Bisa Teknologi Jadi Sebegitu Liciknya?

Karena semua kelihatan biasa aja. Kelihatan wajar. Kita ngerasa pegang HP, padahal sebenarnya, yang dipegang itu jiwa kita. Kita dikendalikan algoritma tanpa sadar, dibentuk untuk terus klik, terus scroll, terus cari validasi.

Jadi, bukan soal anti teknologi. Tapi yuk, mulai sadar dan waspada. Jangan sampai kita jadi budak dari sesuatu yang katanya “membantu hidup”, tapi nyatanya malah mencuri hidup kita pelan-pelan.

Posting Komentar

0 Komentar