Guru, Pewaris Tugas Para Nabi

estupitarto.com-kita mungkin memiliki alasan bahwa menjadi guru adalah pilihan hidup atau bahkan ada juga yang beralasan bahwa inilah panggilan hidup saya. Apapun alasan Anda, saya katakan bahwa menjadi guru adalah mewarisi tugas para Nabi. Para Nabi diutus oleh Allah sebagai penyampai firman-Nya. Kehendak Allah inilah diejawantahkan oleh para Nabi dengan risalah dan uswahnya guna menyelamatkan serta membimbing manusia agar memperoleh keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

Saya mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional 2015 kepada seluruh jiwa-jiwa pendidik yang berada di bumi pertiwi. Pada peringatan Hari Guru Nasional tahun ini ada sebuah kalimat yang menjadi trending topik dalam perbincangan para guru baik melalui dunia maya atau pun nyata, Guru Mulia karena Karya. Presiden Joko Widodo dalam acara peringatan puncak Hari Guru Nasional 2015 lalu di Senayan mengatakan bahwa kita adalah karya mulia guru kita! tanpa guru kita tidak akan menjadi siapapun kita sekarang.

Rekan sekalian, beberapa diantara kita mungkin memiliki alasan bahwa menjadi guru adalah pilihan hidup atau bahkan ada juga yang beralasan bahwa inilah panggilan hidup saya. Apapun alasan Anda, saya katakan bahwa menjadi guru adalah mewarisi tugas para Nabi. Para Nabi diutus oleh Allah sebagai penyampai firman-Nya. Kehendak Allah inilah diejawantahkan oleh para Nabi dengan risalah dan uswahnya guna menyelamatkan serta membimbing manusia agar memperoleh keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Adapun tugas guru tentu tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para Nabi. Guru mengajak kepada murid-muridnya untuk membimbing mereka menjadi manusia sehingga kelak dapat hidup selaras dengan kehendak Allah yakni bertaqwa kepada-Nya dan beramal shalih terhadap sesama.

Sobat guru sekalian,
Tugas kita bukanlah sebuah tugas yang remeh. Tugas kita merupakan tugas suci yang dikehendaki oleh Allah. Oleh karena itu di peringatan Hari Guru Nasional 2015 ini marilah kita bersama-sama merenungkan apa yang telah kita lakukan! Marilah kita menimbang apa yang telah kita berikan kepada murid-murid! Apakah kita benar-benar telah memberikan bimbingan agar mereka bertaqwa dan berakhlak mulia kepada Allah dan sesame? Apakah kita telah menjadi teladan yang khasanah bagi murid-murid kita? Apakah hati kita masih ikhlas pada saat mendampingi mereka mengisi kehidupan sehari-hari di sekolah?

Sedikit nasihat dari KH Maimoen Zubair, beliau mengatakan bahwa menjadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Tak perlu kecewa dan bersedih jika murid yang kita ajar dulu kini berkembang tidak sesuai dengan harapan kita. Tugas kita adalah sebagai penyeru sedangkan Allah lah yang akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya. Itu pula yang pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad. Beliau tak pernah patah arang dalam berdakwah manakala risalahnya ditolak oleh kaum kafir pada saat itu.

Sobat, semoga kita semua dapat mendapatkan kebahagiaan mengajar walaupun … sehingga kita dapat menuai hasil berupa ilmu yang bermanfaat kelak di kehidupan nan kekal bersama Allah di surga.

Tetap Semangat dan Terus Berkarya.

Posting Komentar

0 Komentar