estupitarto.com-Hari ini anak saya tidak mau masuk sekolah karena sudah terlambat. Kebetulan tidak ada seseorang yang dapat mengantarnya ke sekolah. Sesampai di rumah saya bertanya kepadanya alasan ia tidak mau berangkat sekolah, malu karena terlambat dating katanya. Sebagai seorang Ayah tentunya saya harus memberikan gambaran betapa pentingnya pergi ke sekolah. Saya katakan kepadanya, "Nak, jika kamu tidak mau berangkat sekolah, nanti kamu bias ketinggalan pelajaran lho".
Langsung ia menjawab,"Nggak mungkin Ahsan ketinggalan pelajaran. Ahsan punya buku yang Ustadzah ajarkan di kelas. Aku bisa kok belajar dengan membaca buku ini!" serunya sambil mengambil buku pegangan yang dimaksud.
GUBRAK! Betapa terkejutnya saya mendengar alibinya. Apa yang ia katakan ada benarnya juga. Kadang kita sebagai orangtua sering memberikan motivasi kepada anak kita agar selalu rajin berangkat sekolah supaya tidak ketinggalan pelajaran. Sobat sekalian, jika saat ini pemikiran tersebut masih ada dalam benak kita saya menyarankan agar kita segera move on deh. Zaman selalu berubah, zaman kita bukanlah zaman anak-anak kita. Saat ini dengan banyaknya informasi yang tersedia baik dari buku, media bahkan internet selayaknyalah menjadi bahan bahwa ilmu pengetahuan tidak lagi berpusat di sekolah atau pun dari seorang guru saja. Lalu buat apa sekolah jika ilmu pengetahuan tersebut bisa didapatkan di rumah?
Orangtua memegang peranan penting dalam memotivasi anak untuk sekolah. Oleh karena itu orangtua perlu memahami makna bersekolah dilihat dari berbagai sudut pandang. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana anak-anak kita akan berinteraksi dengan anak-anak lain serta guru yang tak lain adalah orang yang berada diluar keluarga. Sekolah dapat saya katakan merupakan sebuah laboratorium hidup bermasyarakat. Di sanalah anak-anak kita belajar bagaimana harus hidup bersama dengan orang lain agar terbentuk karakter berakhlak mulia. Ilmu saja belum cukup karena ada amalan yang dituntut setelahnya. Disinilah peran guru dan sekolah dalam rangka membekali jiwa dan mental mereka agar siap dalam mengamalkan ilmu yang didapatkannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita sebagai orangtua untuk terus bersemangat dan makin kreatif saat memberikan motivasi kepada anak-anak kita tercinta.
1 Komentar
good boy.anak yg kreatif dan inovatif..salut dech..
BalasHapus