Tujuh Kebiasaan Guru Era Baru

Sobat Guru Blogger, hari ini adalah hari guru nasional. Mari kita jadikan hari guru ini menjadi bagian dari refleksi untuk perbaikan diri kita secara personal maupun profesional. Pada kesempatan ini saya tuliskan artikel sebagai refleksi kita bersama. Guru Indonesia, tahukah Anda bahwa ada kebiasaan-kebiasaan yang jika dilakukan oleh guru akan menjadikan ia sebagai guru era baru? Inilah tujuh kebiasaan guru era baru versi Estu Pitarto:

1. Selalu Meningkatkan Ketaqwaan
Setujukah Sobat jika saya katakan bahwa tugas guru seperti tugasnya para wali atau para nabi? Apa yang disampaikan seorang guru kepada muridnya tentu tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan bukan? Oleh karena itu semestinya posisi guru adalah sangat dekat dengan nilai -nilai ketuhanan. Apapun yang dsampaikan guru adalah sabda pandita yang patut digugu dan ditiru. Guru sebagai agen of change, orang yang berada di garis depan pada pembentukan generasi bangsa ini patut memperhatikan nilai-nilai ketuhanan.

Oleh karena itu salah satu kebiasaan yang hatrus dilakukan guru adalah sennatiasa meningkatkan derajat ketaqwaannya kepada Tuhan YME. Dengan demikian, apapun yang ia sampaikan akan menjadi bermakna karena hal tersebut adalah bagian dari risalah.

2. Membaca
Membaca menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan. Membaca merupakan perintah pertama Allah kepada Nabi Muhammad sehingga dari hal inilah sebuah peradaban terwujud. Guru era baru adalah guru yang mau membaca.

Kegiatan membaca ini bukan menunggu waktu yang tersedia tetapi benar-benar menyediakan waktu untuk membaca. Membaca buku akan menjadikan diri lebih berdaya, tentu saja dengan bahan bacaan yang memberdayakan bukan.

3. Menulis
Menulis merupakan satu dari tiga bagian utama ciri seorang intelektual. Menulis menjadi sebuah keharusan atau menjadi bagian untuk mengisi kekosongan waktu? Sobat semua, menulis adalah proses kita menyampaikan sesuatu. Sesuatu yang ada dalam isi otak kita tentang perasaan, kejadian bahkan ide serta gagasan. Apa yang tertulis menggambarkan siapa diri kita. Masyarakat saat ini masih memiliki pandangan bahwa guru adalah orang yang dekat dengan sumber ilmu. Dengan menulis guru dapat memberikan sesuatu yang berharga kepada pembacanya.Ada yang berpendapat menulis dapat memberikan kita kenaikan pangkat dan ada pula dapat memberikan kita pendapatan. Jauh daripada itu, menulis menjadi sebuah prasasti eksistensi kita di dunia.

Menulis apa saja? Apa saja bisa kita tulis mulai dari hal yang paling dekat dengan dunia guru yakni pendidikan hingga hal lain yang menjadi passion guru secara personal. Guru bisa melakukannya dengan menulis di media massa, jurnal atau bahkan juga bisa dilakukan di sebuah blog.

4. Berdiskusi
Diskusi menjadi satu kegiatan untuk menyampaikan argumentasi atau pendapat kita terhadap sesuatu. Melalui diskusi ini kita dapat pelajaran berharga dari apa yang disampaikan oleh teman sejawat. Diskusi dalam hal ini dapat dipilah-pilah. Kita bisa membedakan antara diskusi dengan membicarakan kejelekan atau kekurangan atasan atau teman sejawat lainnya. Jika memang alasan yang digunakan untuk perbaikan, maka setidaknya bisa dilakukan dihadapan yang bersangkutan sebagai sarana untuk saling menasihati.

Diskusi dapat dilakukan di ruang kantor, warung kopi, atau bahkan juga bisa dilakukan di dunia maya melalui situs jejaring sosial.

5. Ikut Pelatihan, Seminar, Kursus
Jika kita masih mau mengajar berarti juga harus mau belajar. Kemampuan yang dimiliki guru era baru harus senantiasa di upgrade untuk mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman.Pola-pola yang kita terapkan pada anak didik 10 tahun yang lalu, belum tentu bisa diterapkan untuk saat ini. Oleh karena itu paradigma kita harus senantiasa ditelaah agar apa yang kita sampaikan sesuai dengan kekinian.

Untuk memenuhi hal tersebut, kita bisa mengikuti pelatihan, seminar atau bahkan kursus. Yakinlah bahwa ilmu yang Anda pelajari tersebut bukan sesuatu yang sia-sia. Salah satu ciri seseorang yang cerdasa ialah ia mampu mengambil sisi positif dari apa yang ia dapatkan. Mungkin saja seminar atau bahkan kursus yang diikuti pernah didapatkan pada seminar sebelumnya, namun dengan membuka pikiran untuk mengambil sesuatu yang positif dari hal tersebut akan menjadikan kita memiliki peningkatan kemampuan intelektual.

6. Ikut kompetisi
Cobalah sesekali mengikuti kompetisi atau lomba. Ada banyak kompetisi atau lomba yang diselenggarakan di Indonesia untuk guru-guru. Runtuhkan tembok bahwa diri ini sudah tua, tidak mampu sehingga tidak perlu ikut sebuah kompetisi. Menang dan kalah dalamsebuah kompetisi menjadi hal yang wajar. Maka dari itu mari kita jadikan kompetisi sebagai ajang untuk menguji kemampuan dan kompetensi kita.

7. Aktif berorganisasi
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka pasti akan membutuhkan bantuan  orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu berserikat dan berkumpul menjadi satu jalan untuk itu. Di Indonesia ada banyak organisasi guru yang bisa diikuti. Organisasi-organisasi tersebut memiliki visi dan misi masing-masing. Satu hal yang pasti, organisasi tersebut berdiri untuk menjadi wadah bagi guru-guru menyalurkan aspirasi, meningkatkan kompetensi, bakat dan minat guru.

Organisasi yang saya ketahui diantaranya adalah :
  • PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia ), Organisasi paling tua saat ini di Indonesia.
  • IGI ( Ikatan Guru Indonesia ), Organisasi guru yang berkomitmen dalam peningkatan kompetensi guru.
  • KSGN ( Komunitas Sejuta Guru Ngeblog ) Komunitas guru yang suka dengan dunia blog
  • IGTKI ( Ikatan Guru TK Indonesia )
  • FSGI ( Federasi Serikat Guru Indonesia )
  • Dan masih banyak organisasi guru yang bisa Anda cari.

Itulah tujuh kebiasaan guru era baru. Semoga kita sebagai guru dapat terus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari hingga pada suatu saat nanti kita dipanggil oleh Tuhan dalam keadaan Khusnul Khotimah dan meninggalkan kebaikan-kebaikan yang akan menjadi amal jariyah yang tida putus pahalanya. Amiin

Selamat Hari Guru,
TETAP SEMANGAT DAN TERUS BERKARYA

Posting Komentar

2 Komentar