Sumber Gambar : blogs.msdn.com |
Inilah tujuh keajaiban TIK dalam ruang kelas versi Estu Pitarto :)
1. Everything is Possible
Jika Anda saat ini menjadi guru pada abad sebelum masehi lalu murid Anda bertanya bagaimana proses peristiwa gerhana, apa yang akan Anda sampaikan kepada murid? Bisa saja Anda menyampaikan dengan cara memberikan gambar di tanah seperti yang kita lihat pada film di televisi, namun ketika saat ini sudah tersedia teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menerangkan tentang peristia gerhana, mengapa tidak kita pakai?
Ya, dengan menggunakan teknologi segalanya bisa terjadi. Kita tidak mungkin membawa murid studytour ke bulan untuk menyaksikan gerhana bulan ( paling tidak untuk saat ini, entah masa yang akan datang hehe.. ) atau mengambil bulan dengan sinar pengecil lalu meletakkannya di ruang kelas seperti dalam film Despicable Me. Anda dapat membawa ruang angkasa yang begitu besar ini ke dalam kelas dengan teknologi.
Tools:
Anda dapat membawa sesuatu yang besar ke dalam ruang kelas, sesuatu yang tidak mungkin dilihat, dikunjungi yaitu dengan bantuan alat teknologi informasi dan komunikasi. Saya memiliki referensi alat yang bisa Anda gunakan untuk hal itu:
A. Media Interaktif
Anda bisa membuat simulasi dari program powerpoint, flash atau perangkat lunak lainnya secara interaktif sehingga murid mendapatkan pemahaman dari analisi yang mereka dapatkan melalui simulasi media interaktif Anda.
B. World Wide Telescop
Program ini dikeluarkan oleh microsoft secara gratis untuk para pendidik. Anda bersama dengan murid bisa menjelajahi luar angkasa secara detil baik di waktu malam atau siang. Program ini bisa di dapatkan di sini
2. Problem Solving and Innovation
Keajaiban kedua bernama problem solving and innovation, kemampuan memecahkan masalah dan berinovasi. Kemampuan memecahkan masalah dengan inovasi ini adalah salah satu kecakapan yang dibutuhkan murid di abad ke-21 ini. Teknologi dapat membantu murid-murid memiliki kemampuan memecahkan masalah dan berinovasi selama guru dapat mengarahkan teknologi tersebut kesana.
Tools:
Anda dapat mengarahkan murid-murid membuat inovasi dengan teknologi untuk memecahkan masalah yang ada pada masyarakat. Alat yang bisa digunakan untuk itu misalnya:
Movie Maker
Ada banyak teknologi pengolahan dan pembuatan video, sebut saja salah satunya adalah Windows Movie Maker. Ajak murid Anda untuk membuat sebuah produk digital berupa film untuk mengajak masyarakat berbondong-bondong mengunjungi museum misalnya.
3. Global Awareness
Ada tiga hal yang menjadi kesepakatan kami para guru inovatif di kawasan Asia Pasifik saat kami bertemu dalam Forum Guru Inovatif Asia Pasific yang diselenggarakan microsoft Partners in Learning. Tiga kesepakatan tersebut yakni ada isu yang harus digarap oleh guru-guru di dunia saat ini. Isu-isu tersebut dibicarakan lalu ditindaklanjuti dengan sebuah aksi untuk mengatasi masalah isu tersebut. Ketiga isu itu adalah; Ekologi, Empati dan Budaya.
Ketiga isu ini dilontarkan sebab saat ini ketiga hal tersebutlah yang dirasakan oleh banyak negara terjadi sebuah kemerosotan nilai. Ekologi di bumi kini makin hari makin memprihatinkan dengan banyaknya kepunahan dan pencemaran, Individualisme menjadi pemicu runtuhnya nilai-nilai empati dan perkembangan globalisasi banyak mempengaruhi budaya lokal masing-masing negara.
Oleh karena itu pendidikan dapat menjadi peran sentral untuk mengatasi kemerosotan nilai ketiga hal tersebut. Berawal dari ruang kelas lalu akan meluas kepada masyarakat pada umumnya. Di sinilah keajaiban teknologi informasi dan komunikasi muncul untuk mendukung agar kepedulian terhadap ekologi, empati dan budaya dapat meluas secara global.
Ketiga isu ini dilontarkan sebab saat ini ketiga hal tersebutlah yang dirasakan oleh banyak negara terjadi sebuah kemerosotan nilai. Ekologi di bumi kini makin hari makin memprihatinkan dengan banyaknya kepunahan dan pencemaran, Individualisme menjadi pemicu runtuhnya nilai-nilai empati dan perkembangan globalisasi banyak mempengaruhi budaya lokal masing-masing negara.
Oleh karena itu pendidikan dapat menjadi peran sentral untuk mengatasi kemerosotan nilai ketiga hal tersebut. Berawal dari ruang kelas lalu akan meluas kepada masyarakat pada umumnya. Di sinilah keajaiban teknologi informasi dan komunikasi muncul untuk mendukung agar kepedulian terhadap ekologi, empati dan budaya dapat meluas secara global.
Tools:
Guna mendukung kepedulian global TIK memiliki banyak alat yang bisa digunakan sebagai perangkat untuk mengajak masyarakat bersama-sama untuk peduli terhadap lingkungannya, sesama manusia dan warisan budayanya. Jaringan internet menjadi alat utama dalam penyebaran virus untuk beraksi mewujudkan kepedulian sosial tersebut.
Berbicara mengenai jaringan maka Social Media menjadi referensi wajib penggunanya, sebut saja Facebook. Saya akan mencontohkan penggunaan facebook ini untuk murid-murid dalam mengembangkan karakter global awareness nya. Ialah teman guru dari Filipina, beliau bercerita bahwa pantai di tempat tinggal mereka mengalami abrasi. Belum ada sedikitpun perhatian dari warga sekitar dan juga pemerintah setempat. Muncullah sebuah ide dan gagasan beliau mengajak kepada murid-muridnyan yang memiliki facebook untuk menjadikan tentang abrasi ini sebagai topik pembicaraan setiap mereka beraktifitas di facebook. Topik tentang abrasi ini ramai dibicarakan melalui sosial media. Suara kritis yang muncul dari komentar-komentar dan diskusi rupa-rupanya mempengaruhi pemerintah setempat. Akhirnya pemerintah setempat, masyarakat sekitar dan para remaja yang aktif dalam facebook tersebut, diajak bersama-sama menanam pohon mangrove.
Bagaimana? Ajaib bukan? ternyata dengan TIK mereka mampu menggerakkan orang untuk bertindak. Mau mencoba? :)
Berbicara mengenai jaringan maka Social Media menjadi referensi wajib penggunanya, sebut saja Facebook. Saya akan mencontohkan penggunaan facebook ini untuk murid-murid dalam mengembangkan karakter global awareness nya. Ialah teman guru dari Filipina, beliau bercerita bahwa pantai di tempat tinggal mereka mengalami abrasi. Belum ada sedikitpun perhatian dari warga sekitar dan juga pemerintah setempat. Muncullah sebuah ide dan gagasan beliau mengajak kepada murid-muridnyan yang memiliki facebook untuk menjadikan tentang abrasi ini sebagai topik pembicaraan setiap mereka beraktifitas di facebook. Topik tentang abrasi ini ramai dibicarakan melalui sosial media. Suara kritis yang muncul dari komentar-komentar dan diskusi rupa-rupanya mempengaruhi pemerintah setempat. Akhirnya pemerintah setempat, masyarakat sekitar dan para remaja yang aktif dalam facebook tersebut, diajak bersama-sama menanam pohon mangrove.
Bagaimana? Ajaib bukan? ternyata dengan TIK mereka mampu menggerakkan orang untuk bertindak. Mau mencoba? :)
0 Komentar