Inilah Peran TIK dalam Pembelajaran Abad XXI

Saya mendapatkan pelajaran berharga ketika menghadiri forum guru inovatif se-dunia di Republik Ceko yang diselenggarakan oleh Microsoft pada tahun 2013 silam. Sebuah pembelajaran yang membukakan mindset saya tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran di kelas. Jika sahabat berkenan meluangkan waktu sejenak untuk membaca artikel ini, ijinkan saya menceritakan oleh-oleh yang saya dapatkan di dalam forum tersebut.

Pendidik seperti saya atau bahkan Anda saat ini hidup di abad ke-21, pun dengan muridnya. Oleh karena itu pembelajaran yang disampaikan di kelas setidaknya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan di abad ke-21 ini. Kebutuhan hidup tersebut dapat dipenuhi jika manusia yang hidup di dalamnya memiliki ketrampilan yang dibutuhkan di abad ke-21. Salah satu ketrampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah penggunaan teknologi dalam kehidupan ( ICT use ).


Anda mungkin bertanya tentang apa yang dapat dilakukan TIK dalam pembelajaran di abad ke-21. Terkait dengan pembelajaran, TIK setidaknya memiliki dua peranan :
  1. TIK digunakan untuk membangun pengetahuan ( Knowledge Construction )
  2. TIK digunakan untuk menciptakan sebuah produk ( Create Product )

TIK untuk membangun pengetahuan ( Knowledge Contruction )

Membangun sebuah pengetahuan dapat dilakukan dengan mentafsirkan, menganalisa,memadukan dan menilai sehingga menghasilkan sebuah ide dan pemahaman baru. TIK dapat membantu untuk mengarahkan murid mendapatkan hal tersebut.
Misalnya, murid-murid menggunakan program pengolah data untuk menganlisa hasil sebuah percobaan atau kuesioner.

TIK digunakan untuk menciptakan sebuah produk ( Create Product )
TIK juga dapat digunakan oleh murid untuk menciptakan sebuah produk. Produk ini bukan sekadar produk tetapi produk yang dihasilkan tersebut diharapkan mampu memberi solusi atas permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Misalnya murid membuat sebuah poster dengan program di komputer tentang ajakan untuk menyelamatkan sungai yang tercemar di tempat tinggalnya.

Konsep dasar penggunaan TIK dalam pembelajaran tetap berpegang pada prinsip pembelajaran yang berpusat pada murid. Murid dapat menggunakan secara langsung TIK dalam aktiitas belajarnya. Murid memiliki keleluasaan untuk menggunakan dan mengatur TIK dalam pembelajaran. Selama ini saya menyaksikan banyak yang mengaku sudah menggunakan TIK dalam pembelajaran. Alasan yang mencuat dari pernyataan tersebut karena guru di kelas sudah menggunakan LCD Projector untuk menampilkan isi buku elektronik di depan murid-murid dan kadang mereka diminta menyalin tulisan yang tampil. Jika demikian apa perbedaan antara papan tulis biasa dengan LCD Projector?
Ada pula yang pernah saya lihat manakala murid hanya melihat video yang diunduh guru dari internet. Hal ini bukan termasuk bagian dari pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Bagaimana tindakan yang bisa dilakukan guru dalam pemanfaatan TIK ini?
Peranan guru dalam hal ini berlaku sebagai fasilitator. Guru memberikan fasilitas dan membimbing murid untuk mencapai tujuan belajar dengan tetap memegang prinsip pembelajaran berpusat pada murid.
Guru dapat menggunakan teknologi yang dikuasai, meskipun sederhana tetapi jika mampu mengajak murid belajar dengan menemukan ide baru atau pemahaman baru maka kesederhanaan ini akan menjadi sempurna dan bermakna. Berbeda jika program yang ditampilkan oleh guru dapat dikatakan canggih tetapi murid tetap pasif dalam proses belajarnya maka makna pembelajaran akan berkurang. Mungkin sebagian dari murid akan bersorak, berdecak kagum atas kehebatan guru menampilkan program di kelas. Oleh karena itu pada dasarnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran adalah murid dapat bertindak secara aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan TIK.

Atas dasar hal inilah maka tidak ada halangan atau rasa kurang percaya diri pada guru ketika hendak menerapkan TIK dalam pembelajaran di kelas. Bukan canggih atau tidaknya keahlian di bidang TIK yang dikuasai tetapi bagaimana TIK ini mampu membantu murid untuk mengembangkan kemampuan belajarnya sehingga bangsa Indonesia akan melahirkan generasi hebat di masa yang akan datang. Guru di era ini memang dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Para guru dapat meningkatkan kompetensinya ini melalui kolaborasi dengan guru lain ang memiliki kemampuan TIK untuk belajar bersama. Sahabat saya Pak Mampuono sering berkata,"Jika mau mengajarkan berarti harus mau untuk belajar". Meskipun guru memiliki tugas mengajar tetapi semangat untuk belajar harus terus ada.

Inilah peran TIK dalam pembelajaran abad ke-21 yang saya pahami berdasarkan apa yang pernah saya dapatkan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuka pemahaman kita tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Posting Komentar

0 Komentar