Menghadapi Musuh Di Tempat Kerja

Sebuah pepatah bijak mengatakan bahwa seribu teman terlalu sedikit tetapi satu musuh terlalu banyak dalam hidup. Kadangkala kita merasa ketika bekerja salah satu atau beberapa teman kita anggap sebagai musuh karena berseberangan dengan sikap dan gagasan. Ketahuilah sobat, bahwa hidup ini hanya sekali di dunia, maka dari itu rugi kiranya jika kita mengisinya dengan perasaan-perasaan permusuhan. Jika ini ada dalam hati kita, maka tak pelak bekerja akan terasa tidak nyaman. Kreatifitas dan produktifitas akan menurun karena suasana hati yang tak menentu dan tentu saja tak merdeka.

Pada dasarnya sikap yang mesti kita lestarikan dalam bekerja adalah sikap kolaborasi antar sesama. Ingatlah, bahwa kita bekerja tidak satu atau dua hari atau bahkan hingga kita pensiun sekalipun. Jika memang kita menganggap satu atau beberapa rekan kerja kita sebagai musuh ingatlah bahwa mereka bukanlah musuh.Pada hakikatnya ada musuh besar yang harus kita hadapi. Musuh terbesar ini menjadi prioritas yang harus kita lawan agar bekerja terasa nyaman. Musuh terbesar di tempat kerja adalah DIRI KITA.

Bagaimana cara menghadapi musuh terbesar di tempat kerja ini?

1. Sabar
Sabar selalu menjadi solusi utama dalam setiap menghadapi segala persoalan. Sabar terhadap diri sendiri ialah dengan menahan diri dari segala bentuk prasangka dan keadaan.

2. Positive Thinking
Selalu berpikiran positif dan menciptakan sisi-sisi kebaikan di setiap kejadian. Katakanlah selalu pada diri bahwa apa yang mereka lakukan adalah demi kebaikan diri dan wujud rasa sayang mereka terhadap kita.

3. Tetap Berkarya
Guru mulia karena karya, begitulah slogan pada peringatan hari Guru Nasional tahun 2015 yang lalu. Hikmah yang bisa kita petik dari slogan ini ialah jika kita dapat memberikan sebuah karya nyata dalam tempat kerja kita, itulah kemuliaan yang sesungguhnya. Mulia karena karya kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Habiskanlah waktu kita dengan terus membuat dan berkarya sesuai dengan peran kita di tempat kerja. Waktu luang kita gunakan untuk berkarya dan berkarya maka dengan demikian tidak akan ada lagi ruang bagi hati dan pikiran kita untuk mengurusi hal-hal tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar