Tanggal 17 bulan 7 tahun 2017 merupakan kombinasi angka unik untuk mengawali tahun ajaran baru 2017-2018. Sebuah lembaga pendidikan setiap tahunnya tentu akan mengalami pembaruan siswa, kelulusan kelas 6, masuknya siswa baru kelas 1 serta siswa baru di jenjang kelas berikutnya. Seorang guru pasti akan mendapatkan wajah-wajah baru anak didiknya di setiap jenjang.
Hari pertama di sekolahku diisi dengan apel pagi. Pada kegiatan tersebut, Kepala sekolah memberikan motivasi kepada siswa serta mengenalkan guru yang akan mengajar mereka di tahun 2017-2018. Ada beberapa siswa yang bersorak gembira menyambut nama-nama guru baru mereka namun ada pula yang bersedih karena guru kesayangan mereka tak lagi mengajar di kelas barunya. Tahun ini saya diberikan amanah untuk mengajar kelas 4, artinya saya harus mengajar pada jenjang berikutnya mengingat tahun lalu saya mengajar di kelas 3. Tentu saja ada beberapa wajah siswa yang dulu pernah bersama saya di kelas tiga dan beberapa tambahan wajah baru yang berasal dari kelas paralel yang lain.
Tahun ajaran baru, seakan kembali membuka lembaran baru dalam pengabdian seorang guru. Tahun yang sudah berlalu memberikan banyak pengalaman yang mesti dievaluasi kurang dan lebihnya. Bagi saya, tahun ajaran baru tak hanya menjalani profesi guru seperti tahun sebelumnya tetapi ada sebuah dorongan agar saya kembali melakukan revisi niat dalam mengajar. Kadang dalam perjalanan, kita ada khilaf dalam menjalaninya, oleh karena itulah pada tahun ajaran baru ini saya mencoba untuk kembali mengukuhkan niat agar senantiasa berada dalam trek sejati sebagai seorang guru.
Revisi niat, mengajak saya berpikir untuk menjawab sebuah pertanyaan,"Untuk apa kamu melakukan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya?" Jawaban atas pertanyaan tersebut akan menjadi tolok ukur pada kita masihkah kita mampu bertahan untuk senantiasa istiqomah menjalani profesi sebagai seorang guru. Bagaimana dengan Anda?
0 Komentar